Laporan Bacaan3

Nama: Erani Kholifah
Nim: 11901022
Kelas: PAI 4D
Makul: Magang 1

             LAPORAN BACAAN JURNAL

Identitas Jurnal:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Judul: KULTUR SEKOLAH DAN KINERJA PESERTA DIDIK MAN YOGYAKARTA III
Penulis: Nurul Imtihan
Sumber:https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/839
Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pendahuluan
Jurnal yang saya laporkan pada pertemuan kali ini adalah jurnal Manajemen Pendidikan Islam yang berjudul KULTUR SEKOLAH DAN KINERJA PESERTA DIDIK MAN YOGYAKARTA III yang ditulis oleh Nurul Imtihan pada Agustus 2018.
Jurnal ini menjelaskan tentang Peningkatan Kinerja Sekolah melalui Pendekatan Kultur, Peran Kultur terhadap Peningkatan Kinerja Sekolah, Pengembangan Kultur untuk Meningkatkan Kinerja Siswa.
 Setiap sekolah memiliki budaya atau kulturnya sendiri yang mewarnai setiap situasi serta memberikan landasan dan arah untuk kelangsungan proses pembelajaran di dalamnya. Kultur dimaksud tercermin dalam berbagai jalinan interaksi dari komponen-komponen yang ada di dalamnya, baik akademik maupun non akademik. Interaksi dimaksud antara lain: interaksi guru-siswa dalam proses belajar mengajar, interaksi guru dan pegawai administrasi, interaksi antarsiswa, interaksi siswa dengan staf perpustakaan, dan interaksi guru dengan kepala sekolah. Kultur ini pula yang akan membentuk iklim sekolah dan memberikan pesan bagi siswa mengenai apa yang penting dan bernilai bagi dirinya.
Siswa merupakan salah satu subsistem dari Satu sistem sekolah. Kultur khas suatu sekolah Turut diwarnai oleh keberadaan siswa dengan Kulturnya sendiri, di samping kultur yang ada di Kalangan guru, staf dan lainnya. Nilai dan Kebiasaan yang ditanamkan, pesan dan kesan dari Model dan contoh yang dilihat, juga peristiwa Yang dialami dan dirasakan baik di dalam Maupun di luar kelas akan mempengaruhi Performansi sikap serta perilaku mereka dalam menempuh pendidikan di sekolah. Keberadaan Siswa di sekolah mempunyai peranan yang tidak Kecil dalam menentukan keberhasilan pendidikan Di sekolah. Membangun kegiatan pengajaran dan Pendidikan di sekolah tidak saja berarti Membangun kinerja guru melainkan juga kinerja Siswa.

LAPORAN BAGIAN JURNAL
Jurnal yang saya laporkan pada pertemuan kali ini adalah jurnal Manajemen Pendidikan Islam yang berjudul KULTUR SEKOLAH DAN KINERJA PESERTA DIDIK MAN YOGYAKARTA III yang ditulis oleh Nurul Imtihan pada Agustus 2018.

A. Peningkatan kinerja Sekolah melalui pendekatan kultur.
1. Pengertian Kultur
Istilah kultur berasal dari bahasa Inggris “culture” yang dalam keseharian disinonimkan Dengan istilah “budaya”. Kultur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Kebudayaan (Depdiknas, 2001: 611). Istilah Budaya sendiri dalam berbagai wacana, ada yang Membedakan dan ada juga yang menyamakannya dengan kebudayaan (Koentjaraningrat, 1983: 183). Dikatakan berbeda sebab budaya berasal Dari bahasa Sanskerta “buddhi”, yang berarti “budi” atau “akal” yang berupa cipta, rasa, dan Karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari Cipta, rasa, dan karsa itu. Dikatakan sama sebab
Dari segi anthropologi budaya misalnya, budaya merupakan singkatan dari kebudayaan. Dengan demikian, kedua istilah itu sebenarnya mempunyai pengertian yang sama.
Berikutnya Koentjaraningrat (1983: 184)
Menyatakan bahwa kebudayaan atau budaya mempunyai tiga macam wujud, yaitu:
• Kebudayaan sebagai ide, gagasan, nilai, Norma atau peraturan
• Kebudayaan sebagai aktivitas atau Tindakan manusia yang berpola sebagai Rangkaian aktivitas manusia dalam suatu Masyarakat
• Kebudayaan sebagai hasil karya
 Jadi, pendapat di atas dapat dijelaskan bahwasannya budaya atau kultur dengan demikian dapat mengandung pengertian dalam istilah populer dan istilah teknis.

2. Pengertian Kultur Sekolah
Menurut Zamroni (2000: 149), konsep kultur Dalam dunia pendidikan berasal dari kultur tempat kerja di dunia industri, yakni merupakan Situasi yang akan memberikan landasan dan arah untuk berlangsungnya suatu proses produksi (baca: pembelajaran) secara efektif dan efisien. Sebagaimana tidak ada satu definisi baku tentang budaya, demikian juga tidak ada definisi baku Mengenai kultur sekolah.
Berdasarkan berbagai definisi tentang Budaya, Zamroni merumuskan pengertian kultur sekolah sebagai pola nilai-nilai, norma-norma, sikap, ritual, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dalam perjalanan panjang sekolah, di mana kultur sekolah tersebut dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf, maupun siswa, sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di Sekolah.
Berdasarkan beberapa konsep di atas kultur Sekolah dapat dijelaskan sebagai nilai, persepsi, keyakinan, sikap dan cara hidup serta perilaku yang berpola, teratur dan ada unsur kebiasaan untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang dan memecahkan permasalahan yang ada dalam suatu sekolah yang terbentuk sepanjang perjalanan sebuah sekolah.

3. Elemen-Elemen Kultur Sekolah
Sebagaimana telah digambarkan dalam Pengertian di atas, kultur sekolah merupakan perangkat budaya yang terdiri dari sejumlah Norma-norma, ritual-ritual, keyakinan, nilai-nilai, sikap, mitos, dan kebiasaan yang terbentuk sepanjang perjalanan sekolah yang bersangkutan. Bentuk kultur sekolah secara intrinsik muncul Sebagai sebuah fenomena yang unik dan menarik, karena pandangan, sikap, serta perilaku yang hidup dan berkembang di sekolah pada dasarnya mencerminkan, kepercayaan dan keyakinan yang mendalam dan khas bagi warga sekolah yang dapat berfungsi sebagai suatu spirit yang mendukung dan membangun kinerja sekolah.
 Hedley Beare (Sastrapratedja, 2001: 14) Mendeskripsikan unsur-unsur budaya sekolah Dalam dua katagori, yakni unsur yang kasat Mata/visual dan unsur yang tidak kasat mata. Unsur yang kasat mata mempunyai makna kalau Berkaitan atau kalau mencerminkan apa yang Tidak kasat mata. Yang tidak kasat mata itu adalah filsafat atau pandangan dasar sekolah Mengenai kenyataan yang luas, makna hidup, Tugas manusia di dunia dan nilai-nilai, yaitu apa Yang dianggap penting dan harus diperjuangkan oleh sekolah. Itu semua harus dinyatakan secara Konseptual dalam rumusan visi, misi, tujuan dan Sasaran yang lebih konkrit yang akan dicapai Sekolah.
Adapun unsur yang kasat mata dapat termanifestasi secara konseptual/verbal maupunVisual/ materil. Yang verbal meliputi: (1) visi, Misi, tujuan dan sasaran; (2) kurikulum; (3) Bahasa komunikasi; (4) narasi sekolah; (5) narasi Tokoh-tokoh; dan (6) struktur organisasi; (7) Ritual; (8) upacara; (9) prosedur belajar-Mengajar; (10) peraturan, sistem Ganjaran/hukuman; (11) pelayanan psikologis Sosial; (12) pola interaksi sekolah dengan orang Tua/masyarakat, dan yang materiil dapat berupa: (1) fasilitas dan peralatan; (2) artefak dan tanda
Kenangan; (3) pakaian seragam.

B. Peran Kultur terhadap Peningkatan
Kinerja sekolah (Depdiknas, 2001: 152) Adalah prestasi yang dihasilkan dari proses atau Perilaku sekolah, yang dapat dilihat dari Produktivitas, efisiensi, inovasi, kualitas Kehidupan kerja dan moral kerjanya. Kinerja Sekolah meliputi juga kinerja siswa yaitu hasil Belajar dan atau perilaku belajar, dalam hal ini Disiplin, motivasi, daya saing dan daya kerja Sama, kemampuan untuk berprakarsa dan Memperhitungkan resiko serta sikap pencapaian Prestasi dalam persaingan. Khusus berkenaan Dengan output sekolah dijelaskan bahwa output Sekolah dapat dikatakan berkualitas tinggi jika Prestasi sekolah khususnya prestasi anak didik Menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam hal: Hasil tes kemampuan akademik, berupa nilai Ulangan umum, UAS, UAN; dan prestasi di Bidang nonakademik, seperti olah raga, seni, Keterampilan. Suyanto & Abbas (2001: 114) Mengemukakan, sekolah adalah lembaga Pendidikan yang selama ini kerap menjadi Sasaran pertanyaan masyarakat berkaitan dengan Kinerja dan produk kerjanya yang cenderung di Bawah standar mutu yang diharapkan. Hampir Semua kasus yang menimpa generasi muda, Dijadikan hujatan kepada sekolah. Seakan-akan Sekolahlah pusat dari segala malapetaka itu. Terlepas dari benar atau salah, satu hal yang Pasti, sekolah harus beradaptasi dengan Perubahan. Harus ditumbuhkan perubahan yang Dapat menciptakan keberhasilan upaya-upaya Meningkatkan mutu pengelolaan dan mutu hasil Pembelajarannya. Strategi melaksanakan Perubahan berikutnya menjadi sangat penting Bagi sekolah, karena sekolah merupakan sebuah Lembaga otonom. Maju mundurnya pendidikan Yang dilaksanakan oleh sekolah, tidak lagi Dominan ditentukan oleh institusi yang Membawahi sekolah, tetapi oleh sejumlah Komponen yang ada di dalam sistem Persekolahan.

C. Pengembangan Kultur untuk Meningkatkan Kinerja Siswa
Keberadaan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah mempunyai peranan yang Tidak kecil dalam kelangsungan pendidikan di Sekolah. Guru dapat saja mengajar meskipun Tidak ada bangku, tidak ada ruang kelas, tidak Ada buku dan tidak ada alat peraga. Tapi guru Tidak dapat mengajar tanpa ada siswa yang Terlibat, baik langsung maupun tidak langsung. Membangun kegiatan pengajaran dan pendidikan Di sekolah tidak saja berarti membangun kinerja Guru melainkan juga kinerja siswa. Upaya-upaya Meningkatkan kinerja siswa pada proses Pembelajaran dirinya sangatlah penting, terutama Karena pada hakikatnya merekalah pemilik Sekolah. Sekolah dan segenap komponen lainnya Disediakan untuk membantu proses belajar siswa.Bentuk, corak dan warna setiap interaksi
Dari komponen-komponen yang ada di sekolah, Menurut Djohar (1999: 126) sedikit banyaknya Dipengaruhi oleh nilai-nilai serta kebiasaan yang Dihayati bersama. Ini menyangkut apa yang Dianggap penting dalam hidup seseorang atau Suatu organisasi. Dengan sendirinya hal ini Berbeda dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Dalam hal sekolah, ada sekolah yang Sangat mementingkan pengetahuan, ada yang Menganggap kesusilaan yang penting, sementara Yang lain menganggap keterampilan adalah lebih Berharga. Dengan demikian nilai-nilai inilah Yang mendasari keadaan fisik dan perilaku warga Sekolah, termasuk siswa.
Berkenaan dengan nilai-nilai tersebut dalam Buku Pedoman Pengembangan Kultur Sekolah (Depdiknas, 2003: 14) dipaparkan aspek-aspek Budaya utama (core value) yang Direkomendasikan untuk dikembangkan di Sekolah sebagai berikut:
• Semangat membaca dan mencari referensi
• Nilai-nilai keterbukaan/kejujuran
• Nilai-nilai kebersihan
• Nilai-nilai disiplin dan efisiensi
• Nilai-nilai kebersamaan/kerja sama
• Nilai-nilai saling percaya
• Budaya berprestasi dan berkompetisi
• Budaya memberi teguran dan penghargaan
Djohar (Juni 2003) kultur sekolah dapat Dinyatakan sebagai kultur akademik yang Terstruktur, yang mengembangkan „intelektual Kompetensinya‟ siswa. Tetapi di dalamnya juga Terdapat kultur sosial-budaya dan psikologis. Artinya semua peserta didik harus melibatkan Dirinya dalam kondisi akademis, terjadwal, Terprogram dan juga harus mampu mensosialisasikan dirinya dengan teman-teman sekolahnya, dengan gurunya dan dengan budaya dasarnya. Di samping itu siswa juga harus Mengalami adaptasi kejiwaan dalam melakukan Respons internal terhadap rangsangan Eksternalnya.


Sekian dari saya, 
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith Thariq. 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

𝐓𝐄𝐑𝐈𝐌𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐈𝐇💙